Gagalnya Pendidikan Karakter

- 09.42
advertise here

Pendidikan karakter atau budi pekerti sebenarnya sudah tercakup dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Hanya saja, pelaksanaannya dinilai gagal mencapai amanat Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SPN).

Penyebab kegagalan ini antara lain, karena Kemdikbud tidak menempatkan pendidikan karakter sebagai materi yang serius. Sosialisasinya tidak memotivasi guru untuk sungguh sungguh mengelola meteri kelompok Pendidikan Agama dan Akhlak Mulia dan Pendidikan Kewarganegaraan dan Kepribadian.

Hal itu diungkapkan Ketua Pengurus Daerah (PD) Ikatan Purnakaryawan Pendidikan dan Kebudayaan (IPPK) Jateng Dr Sudharto MA dalam sarasehan memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang diselenggarakan IPPK Cabang Klaten, Sabtu (9/5).

pendidikan berkarakter dinilai gagal
pendidikan berkarakter

Dia mengatakan, kenyataannya bisa dilihat di lapangan bahwa guru lebih fokus melaksanakan tugas mengajar hanya pada mata pelajaran yang masuk materi ujian nasional (UN). "Sementara kelompok mata pelajaran Agama danAkhlak Mulia kalah dengan kelompok mapel UN,"ungkapnya.

Sarasehan yang berlangsung sehari di Gedung Ganeca Delanggu itu, selain dihadiri anggota IPPK se-Klaten juga Camat Delanggu Sri Wahyuni beserta pejabat di Kecamatan Delanggu.

Memprihatinkan

Ketua IPPK Klaten Djokosutrisno mengatakan, sarasehan memperingati Hardiknas merupakan salah satu kegiatan untuk mengenang jasa tokoh pendidikan nasional yang juga pendiri Taman Siswa Ki Hadjar Dewantoro. "Ajaran beliau sampai sekarang masih sangat relevan. Di samping itu, sarasehan juga untuk lebih meningkatkan hubungan kekeluargaan antara para pensiunan pendidikan," tuturnya.

Sudharto yang menyampaikan materi mengenai "Membangun Karakter Bangsa Melalui Pendidikan" itu mengatakan, pandidikan karakter sangat diperlukan anak didik, karena melihat situasi akhir-akhir ini, baik sosial maupun kultural bangsa yang sangat memprihatinkan.

Di antaranya bergesernya nilai-nilai kehidupan, nilai-nilai budaya bangsa semakin memudar, kemandirian bangsa melemah. Hal itu diperparah dengan kurikulum pendidikan yang tidak melaksanakan pendidikan karakter. "Satu hal yang lebih penting lagi adalah belum diamalkannya dengan baik nilai Pancasila oleh warga bangsa mulai pemimpin hingga rakyat kecil," tuturnya.

Karena itu, dia mengingatkan, keberhasilan pendidikan karakter tidak hanya tergantung pada peran guru, namun juga orang tua dan masyarakat. Yang perlu diperhatikan adalah bisa memberikan contoh yang baik. Dengan contoh atau teladan, anak didik akan meniru.
Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search