Oemar Bakrie di Garis Depan

- 19.19
advertise here
Bertepatan dengan Hari Jadi kabupaten HSS yang ke-58, kondisi medan jalan ke Daha Barat makin seru. Jalan satu-satunya yang menghubungkan kecamatan Daha Barat (Bajayau) ke dunia luar rusak parah. Badan jalan yang terdiri dari urukan tanah yang dilapisi sedikit batu kerikil yang diguyur hujan kondisinya mirip adonan. Berlumpur, penuh kubangan sedangkan kiri-kanan adalah rawa.

Lihatlah perjuangan berat pengendara motor di bawah ini untuk sampai ke tempat tugas di Daha Barat. Pasti anda berpikir dia adalah PPL atau Petugas Penyuluh Lapangan. Pakai sepatu bots, celana karet, jaket, motor "laki" yang biasa dipakai dipegunungan atau jalan berlumpur. Ups, tunggu dulu, anda salah, dia bukan PPL tapi seorang "Oemar Bakrie" yang akan berangkat ke SMPN 2 Daha Selatan. Terpaksa pergi ke sekolah pakai sepatu bots karena keadaan medan yang berat.

Jalan yang menghubungkan Daha Selatan (Kota Nagara) dengan Daha Barat (Bajayau) ini melintasi daerah rawa sejauh 10 km. Di kanan-kiri adalah rawa dan hutan kayu Galam. Lihatlah, apa ada rumah penduduk. Yang ada hanya satu buah jukung nelayan pergi mencari ikan dan gelegar mesin excavator di kejauhan yang sedang menggarap plaswa kelapa sawit. Perjalanan yang "hanya" 10 km ini terpaksa ditempuh dalam waktu hampir satu jam. Kadang sepeda motor terpeleset, terputar-putar, amblas, mogok, hingga jatuh di tepi sungai karena jalan yang licin dan berlubang. Padahal jarak 10 km kalau jalannya normal dan mulus paling lama 15 menit sudah sampai.

Kondisi jalan yang sunyi menyebabkan keamanan menjadi faktor yang harus dipertimbangkan. Memang dulu pernah terjadi, orang pulang jualan naik motor di rampok ditengah jalan. Belum lagi jika ban kempes atau motor mogok, duh susahnya. Oleh karena itu, para guru dan pegawai pemerintah lainnya yang naik motor ke Daha Barat jarang pergi sendirian. Biasanya berboncengan 2 orang atau berkonvoi 2 atau 3 motor.

Bertepatan dengan momen hari jadi kabupaten HSS tercinta ini, kami segenap pengguna jalan ke Bajayau mengharapkan perhatian dari pemerintah. Mohon segera diperbaiki, baik itu pengerasan atau pengaspalan. Sebagai kecamatan termuda, Daha Barat mengharapkan perhatian lebih dalam bentuk pembangunan infrastruktur agar Bajayau tidak lagi menjadi daerah terpencil dan terisolasi.

Catatan:
Pulang pergi dari Kandangan ke Bajayau:
  • Jarak ditempuh pulang pergi 100 km (terbaca di odometer sepeda motor saya)
  • Bensin kurang lebih 2 liter (bisa lebih kalau kondisi jalan basah berlumpur)
  • Waktu kurang lebih 3 jam (belum termasuk singgah untuk makan dan istirahat)
Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search