PTK Ibarat Cahaya Penerobos Kegelapan

- 16.07
advertise here
PTK Ibarat Cahaya Penerobos Kegelapan

Jakarta (Dikdas): Guru memiliki tiga fungsi penting yang dapat mengantarkan anak menjadi generasi emas 2045. Pertama, sebagai pengimbas perilaku mulia. Kedua, sebagai sumber keteladanan. Ketiga, sebagai guru pendidik dan tenaga kependidikan.

“Di saat orang mengalami kerumitan problematika kehidupan, kehadiran Bapak-Ibu sekalian rasanya memberi pencerahan. Bapak-Ibu ibarat cahaya yang mampu menerobos kegelapan,” ujar Prof. Dr. Mohammad Nuh, DEA, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu malam, 14 Agustus 2014. Mohammad Nuh memberikan sambutan pada acara Pemilihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional Tahun 2014 yang dihadiri para peserta acara yaitu guru, tutor, kepala sekolah, dan pengawas sekolah.

Menurut sensus penduduk tahun 2013, tambah Mohammad Nuh, penduduk Indonesia yang berusia 0-9 tahun berjumlah 44 juta jiwa. Sedangkan yang berusia 10-19 tahun sebanyak 46 juta orang. Pada 2045, 90 juta jiwa itu yang akan memegang tampuk pemerintahan negeri ini bertepatan dengan 100 tahun Indonesia merdeka. “Mereka akan mengelola negara ini dan itu sangat tergantung dari sentuhan tangan-tangan halus Bapak-Ibu,” ucapnya.

Atas ketiga fungsi itu, Mohammad Nuh mengategorikan guru mendekati pahlawan sejati. Ia kemudian menyebutkan syarat-syarat seorang guru layak disebut pahlawan sejati. Pertama, melaksanakan tugas melebihi kewajiban yang dibebankan kepadanya. Kedua, mau menerima haknya di bawah yang semestinya dia terima. Atas syarat kedua itu, Mohammad Nuh tak membenarkan pemerintah pusat dan daerah melalaikan kewajibannya dalam memenuhi hak-hak guru. “Bahkan seharusnya mereka (guru) menerima lebih dari hak yang mereka terima,” tegasnya.

Dalam laporannya, Hamid Muhammad, Ph.D., Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Pelaksana Tugas Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal, dan Informal, mengatakan pemberian penghargaan kepada PTK berprestasi dan berdedikasi merupakan salah satu upaya menggalang persatuan dan kesatuan bangsa. “Melalui kegiatan ini, para pendidik dan tenaga kependidikan berkumpul sehingga dapat menambah rasa kebersamaan dan kebanggaan terhadap profesi pendidik dan tenaga kependidikan, dalam hal ini sebagai guru, tutor, kepala sekolah, dan pengawas sekolah dalam suasana kekeluargaan dan keharmonisan,” ungkapnya.

Seleksi peserta dilakukan secara berjenjang mulai April lalu, dari tingkat satuan pendidikan, kecamatan, kabupaten/kota, dan provinsi. Peserta, jelas Hamid, adalah pemenang pertama tingkat provinsi dari satuan pendidikan TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan Pendidikan Kesetaraan (Paker A, Paket B, Paket C). Jumlah peserta sebanyak 850 orang, terdiri dari 442 guru dan tutor berprestasi dan berdedikasi, 238 kepala sekolah berprestasi, dan 170 pengawas sekolah berprestasi.

Pada 16 Agustus 2014 mendatang, lanjut Hamid, akan turut bergabung peserta Apresiasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUDNI tingkat nasional yang kini tengah berlangsung di Bandung, Jawa Barat. Mereka adalah juara I, II, dan III sebanyak 51 orang.

“Disamping mengikuti kegiatan seleksi, peserta juga akan mengikuti kegiatan kenegaraan di DPR, detik-detik peringatan Proklamasi di Istana Negara, dan silaturahmi dengan Bapak dan Ibu kepala negara, menteri, dan pejabat lainnya,” ungkap Hamid.* (Billy Antoro/Pengunggah: Erika Hutapea)
Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search