PC Media: Pembodohan Pembaca!

- 06.50
advertise here
Sejak lama saya pembaca majalah PC-Media yang menyediakan berbagai informasi, tips, dan perkembangan software under windows. Selain itu saya juga berlangganan majalah InfoLinux yang merupakan majalahnya software-software under Linux. Yah, saya memang masih menggunakan kedua Operating System tersebut, walaupun saat ini hanya 10% memakai Windows dalam pekerjaan sehari-hari. Microsoft Windows XP yang harus dibeli dengan lisensi terbatas dan Ubuntu Linux yang gratis dan tersedia source code nya.

Tapi saat ini saya kecewa terhadap majalah PC-Media. Pada edisi 03/2009 terdapat tulisan yang bernada menghina dan menghasut pembaca agar menjauhi software-software Free seperti Linux dan lain-lain. Tulisan yang dibuat Bernaridho I Hutabarat yang katanya seorang Business Intelligence Expert pada kolom viewpoint sangat rancu. Pemikiran yang dibangun tidak dilandaskan pada logika yang harusnya dimiliki seorang "expert". Malah isi tulisannya seperti perilaku para pedagang kecil tak berpendidikan di pasar-pasar kumuh. Yakni, usaha menjual dagangan dengan menjelek-jelekkan dagangan pesaing.



Perlu diketahui bahwa selain software propiatery yang dirajai Microsoft, tengah tumbuh dan berkembang komunitas open source yang mencoba mengajak membuat dan menggunakan software open source. Komunitas ini dimotori oleh Richard Stallman dengan proyek GNU-nya. Komunitas ini menghasilkan dan menggunakan software yang berkualitas dan gratis yang telah lama menjadi saingan Microsoft. Tentu saja Bill Gates cs menjadi kebakaran jenggot karena pundi-pundi uangnya terus digerogoti. Saat ini makin banyak perusahaan besar, lembaga pemerintahan, dan individu yang menggunakan software open source. Nah, Stallman dan komunitas open source yang banyak berjasa dalam dunia IT ini disebut oleh sang "expert"-nya PC-Media sebagai "pengemis". Sungguh suatu hal yang kontraproduktif ditengah usaha Depkominfo mensosialisasikan gerakan IGOS (Indonesia Go Open Source).

Advertisement
Saya heran, Bernaridho yang katanya seorang "expert" menjelek-jelekkan komunitas free sofware dengan alasan yang tidak dapat dipertanggung jawabkan secara logis dan cenderung menghasut. bahwa Amerika kehilangan banyak uang akibat banyak menggratiskan software. Coba simak potongan tulisannya:

"Stalman, FSF (Free Software Fondation :red), serta perusahaan / individu pembuat software gratis telah melemahkan daya saing Amerika. Dengan membuat banyak software gratis dan memberitahu sangat banyak hal tentant TI, membuat Amerika kehilangan banyak uang.

Bandingkan dengan Jepang yang sangat merahasiakan teknologi baterai, energi, dan mobil elektronik/hibrida/hidrogen. Dengan cara itu, Toyota sangat berjaya dalam penjualan mobil hijau, sementara GM, Chrysler dan Ford harus minta uang dari Pemerintah Amerika karena bangkrut".

Aduh, logika yang kacau.

Kesalahan pertama
: Krisisi di Amerika bukan karena software gratis tapi akibat macetnya mega kredit perumahan.
Pokok tulisan kan membahas masalah TI, yakni software gratis tapi kenapa analoginya dalam dunia otomotif. Sejak kapa n ada perusahaan otomotif Amerika seperti GM, Chrysler dll yang membuat mobil gratis dan memberitahukan rahasia teknologi mereka kepada publik. Nggak ada coy! trus apa bedanya dengan Jepang, nggak ada. Mereka membuat mobil yang nggak gratis, teknologinya dirahasiakan dan dijual kepada pembeli.

Kalaupun saat ini banyak perusahaan Amerika bangkrut adalah karena efek domino krisis kredit perumahan di Amerika. Tentunya kalau Bernaridho sering membaca dan menonton TV akan tahu bahwa saat ini tengah terjadi krisis global yang dipicu masalah macetnya kredit Subprime mortage di Amerika, bukannya akibat Amerika kebanyakan membuat software gratis. Saya sarankan agar Bernaridho sebelum berbicara krisis di AS agar lebih dahulu membaca tulisan di EOWI.

Kesalahan kedua: Open Source, Freesoftware dan Software Gratis tidak sama.
Lagi-lagi sang "expert" membuat kesalahan. Entah sengaja atau tidak menggiring opini publik bahwa software open source sama dengan freesoftware sama dengan software gratis. Padahal ketiga istilah tersebut tidak sama.

Open source adalah sebuah gerakan yang mengajak membuat software agar membuka rahasia teknologinya. Pemakai diberi kebebasan untuk mengcopy, mengubah dan melihat source code software Open Source. Tapi Open Source tidak harus gratis. Pembuat software open source bisa menjual softwarenya, menjual jasa konsultasi pemakaian softwarenya. Ternyata hal ini merupakan cara berbisnis yang hebat.

Trus, apa itu freesoftware. Nah, software kategori ini bisa gratis tapi tidak harus membeberkan rahasia kode programnya kepada pemakai. Sedangkan istilah software gratis tidak umum dalam dunia TI karena mengandung banyak arti dan terlalu luas.

Kesalahan ketiga: Donasi di samakan dengan Mengemis.
Nah, inilah yang saya sebut menjelek-jelekkan. Donasi tidak sama dengan pengemis. Donasi biasa digunakan perusahaan pembuat software open source (walau tidak selalu) sebagai cara untuk mencari dana riset. Biasanya pemberi donasi adalah individu/perusahaan yang merasa puas karena telah mengunakan software open souce. Jadi tidak ada paksaan. Donasi diberikan oleh pengguna software open source, trus merasa puas, merasa berhutang budi dan selanjutnya berpikir untuk ikut menyumbang kepada pembuat software. Donasi diberikan atas dasar adanya jasa dan bersifat sukarela. Toh, tidak ada atau jarang sekali pemberi donasi diluar pengguna software open source.

Sedangkan mengemis adalah meminta uang tanpa ada imbal jasa sama sekali. Sekedar menanaikan tangan dan mengharapkan kemurahan hati pemberi. Pengemis biasanya dianalogikan dengan gembel, kumuh, tak berpendidikan, meminta-minta di tengah jalan.

Nah, beda dong dengan komunitas atau perusahaan open source. Mereka bekerja, tanpa dibayar membuat software, memberitahukan rahasia kode program. Pengguna bebas memakai, mengkopi, mendistribusikan dan mengubah kode program. Wajar dong kalau mereka mengetuk hati para pengguna yang mempunyai hati yang baik dan sedikit kelebihan uang untuk membantu dengan donasi. Tidak ada paksaan. Dan agar pembaca tidak dibodohi tolong diingat, donasi tidak sama dengan mengemis.

Saya kecewa berat dengan PC-Media dan menyatakan akan berhenti berlangganan jika bulan depan Bernaridho masih mengisi tulisan di viewpoint. Harusnya pihak redaksi PC-Media selektif dalam memilih penulis. Perhatikan sisi keahlian dan kapasitas penulis. Jangan sampai tulisan bernada menghasut karena akan membodohi pembaca untuk menjauhi open source. Tentu hal ini bertentangan dengan semangat pemerintah memasyarakatkan open source melalu program IGOS-nya. Semoga saja kesalahan tulisan ini bukan akibat trik dagang murahan, bukan pula karena penulis mendapat order dari Microsoft, atau bukan pula karena PC-Media tengah menjalin kemesraan dengan Microsoft yang tengah berusaha memonopoli dunia. Semoga kritik ini membuat PC-Media lebih fair dan berimbang dalam memberitakan sesuatu hal, terutama di dunia TI.


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
$-)
(y)
x-)
(k)
 

Start typing and press Enter to search