Seorang teman datang mengeluh. Dia gagal ikut pendaftaran CPNS tahun 2008 ini. Padahal formasi yang tersedia sudah sesuai dengan jurusan pendidikan yang dia miliki, yakni Sarjana Ilmu Komunikasi. Semua syarat, mulai dari umur, IPK, dan sebagainya sudah memenuhi kecuali satu hal....dia tamatan IAIN.
Menurut panitia tes CPNS, yang dicari adalah sarjana komunikasi tapi bukannya tamatan IAIN. Tentu saja sang teman tadi kecewa dan emosi. Katanya : "kalau memang tamatan IAIN tidak diterima di sini, seharusnya dipengumuman ditulis dong TIDAK MENERIMA LULUSAN IAIN"!. Bayangkan kerugian yang telah dia alami. Waktu, biaya dalam mempersiapkan berkas-berkas. Bayangkan lagi seandainya dia datang dari luar daerah yang jauh.
Saya heran, apa dasar hukum dan rujukannya sehingga terjadi diskriminasi akademis dalam penerimaan CPNS tahun ini. Apa bedanya IAIN dengan Perguruan Tinggi lainnya. Bukankah IAIN berstatus negeri dan jelas telah terakreditasi. Apakah harus ada dikotomi lulusan PT umum dan lulusan PT "agamis".
Menurut panitia tes CPNS, yang dicari adalah sarjana komunikasi tapi bukannya tamatan IAIN. Tentu saja sang teman tadi kecewa dan emosi. Katanya : "kalau memang tamatan IAIN tidak diterima di sini, seharusnya dipengumuman ditulis dong TIDAK MENERIMA LULUSAN IAIN"!. Bayangkan kerugian yang telah dia alami. Waktu, biaya dalam mempersiapkan berkas-berkas. Bayangkan lagi seandainya dia datang dari luar daerah yang jauh.
Saya heran, apa dasar hukum dan rujukannya sehingga terjadi diskriminasi akademis dalam penerimaan CPNS tahun ini. Apa bedanya IAIN dengan Perguruan Tinggi lainnya. Bukankah IAIN berstatus negeri dan jelas telah terakreditasi. Apakah harus ada dikotomi lulusan PT umum dan lulusan PT "agamis".
Advertisement
EmoticonEmoticon